Kamis, 30 Juli 2015

jurnal-ku



LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN
CLIENT-CENTERED DALAM MENGATASI MASALAH
KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS XI
MADRASAH ALIYAH NEGERI WATES 1
TAHUN 2014/2015

JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
Wates Yogyakarta untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh
gelar sarjana pendidikan



Oleh :
MEGA HANIF FATEAH
NIM                   : 11012027
Program Studi  : Bimbingan dan Konseling
Jurusan             : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
WATES YOGYAKARTA
2015


LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN
CLIENT-CENTERED DALAM MENGATASI MASALAH
KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS XI
MADRASAH ALIYAH NEGERI WATES 1
TAHUN 2014/2015

Oleh : Mega Hanif Fateah
Pembimbing : 1) Sunarsih, 2) Wahyu Murti Utami
Program Studi Bimbingan dan Konseling

ABSTRAK

            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun 2014/2015.
            Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered. Adapun subyek wawancara adalah Kepala Madrasah, Petugas BK, dan siswa (klien). Analisa data menggunakaan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Sejumlah data yang diperoleh dilakukan pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
            Dari hasil pelaksanaan penelitian disimpulkan bahwa dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negerti Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 berupa kurangnya komunikasi dan terlalu berlebihan dalam komunikasinya dapat menggunakan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered. Tahapan konseling individu pendekatan client-centered adalah perencanaan layanan konseling individu untuk mengetahui permasalahan pribadi siswa, pelaksanaan layanan konseling individu untuk menggali potensi siswa agar dapat menyelesaikan permasalah pribadinya, dan evaluasi layanan konseling individu untuk mengetahui adanya perubahan perilaku siswa. Dengan tahapan konseling individu pendekatan client-centered tersebut dapat mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan adanya perubahan perilaku dan sikap menjadi lebih matang dan baik dalam berkomunikasi secara interpersonal. Disarankan bagi siswa hendaknya lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang yang dianggap bisa dipercaya, agar dapat mengurangi kesulitan dalam berkomunikasi. Bahkan mampu memotivasi diri dalam bergaul dengan baik. Disarankan adanya peningkatan kerja sama dengan guru BK dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal anaknya.

Kata Kunci : Konseling, Individu, Client-Centered, Komunikasi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
       Jalaluddin Rakhmat (2005 : 1) Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan. Berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah manusia berkomunikasi secara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Berdasarkan hasil observasi awal dijumpai siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kurang pandai dalam hal mengontrol emosi. Memang demikian adanya, bahwa mereka berada di masa pubertas. Remaja belum sanggup berperan sebagai orang dewasa, tetapi enggan jika disebut bahwa dia masih kanak-kanak. Sikap mereka ingin seperti orang dewasa, mereka ingin diakui keberadaannya. Cara mengekspresikan sikap mereka juga meniru orang dewasa, dengan berusaha berkomunikasi layaknya orang dewasa. Namun belum begitu sempurna karena masih ada kekurangan yang terlihat dari cara mengontrol emosi yang kurang baik. Kontrol emosi yang kurang baik dapat menimbulkan ekspresi yang kurang baik juga. Hal ini dapat merusak suasana di sekitarnya, khususnya yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri  Wates 1 Kulon Progo. Antisipasi yang sudah dilakukan oleh guru secara sederhana namun terhadap pergaulan siswa di sekolah maupun luar sekolah serta masalah-masalah yang dihadapi siswa kurang dapat terpantau. Mohamad Surya, (2003 : 2) Konseling bertujuan membantu individu memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang.

Layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri  Wates 1 Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/2015 menurut pengamatan penulis kurang berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa untuk mengikuti program bimbingan dan konseling baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal, siswa juga belum antusias dalam berpartisipasi untuk melaksanakan konseling individu untuk pemecahan masalah pribadinya.
       Dengan melihat fenomena yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Adanya siswa yang mempunyai masalah dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
2. Banyak siswa yang belum memahami pentingnya peran bimbingan konse -
ling khususnya layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered di sekolah.
3. Masih banyak siswa yang kurang minat dan belum antusias dalam bergaul
sehingga komunikasinya kurang baik.
C. Pembatasan Masalah
       Pembahasan penelitian ini terfokus pada layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered untuk mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Perumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang dikemukakan peneliti dalam penelitian ini
adalah :
1.      Bagaimana layanan konseling individu dengan pendekatan client centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.      Faktor-faktor apa yang menyebabkan masalah komunikasi interpersonal
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
            Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
       Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis, adapun tujuannya adalah :
1. Secara Teoritis
a.       Penelitian diharapkan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa.
b.      Penelitian diharapkan dapat menambah referensi kajian ilmu pengetahuan dalam bidang layanan bimbingan dan konseling khususnya layanan konseling individu.
c.       Penelitian diharapkan menambah pengetahuan yang mendukung upaya dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa.
2. Secara Praktis
a.       Siswa hendaknya lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang yang dianggap bisa dipercaya.
b.      Pembimbing selalu meningkatkan mutu bimbingan secara efektif dan efisien dalam pemberian bimbingan khususnya dalam mengatasi komunikasi interpersonal siswa.
c.       Orang tua dapat meningkatkan perhatian terhadap anaknya khususnya dalam hal berkomunikasi. Kerja sama dengan guru BK dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal anaknya juga perlu.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Konseling Individu
          Menurut Prayitno (2004:288) konseling individu / perorangan adalah pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien, dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Sofyan S Willis (2010:159) konseling individu mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan antara seorang konselor dengan klien secara individual , dimana terjadi konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi. Akhmad Sudrajat (2011:33) konseling individu adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada konseli yang sedang mengalami suatu masalah, yang bermuara pada teratasinya suatu masalah yang dihadapi konseli.
          Dari beberapa pengertian tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa konseling individu adalah proses pemberian bantuan pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien, dimana terjadi konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya mengentaskan masalah sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri.
B. Layanan Konseling Individu dengan Pendekatan Client-Centered   Sofyan Willis (2009 : 100), mengemukakan bahwa client-centered
therapy sering juga disebut psikoterapi non-directive adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan klien, agar tercipta gambaran yang serasi dengan kenyataan klien yang sebenarnya. Menurut Gerald Corey (2010 : 92), bahwa client-centered adalah suatu pendekatan yang difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
          Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
client-centered ialah pendekatan yang berpusat pada klien yang bertujuan agar klien mampu memecahkan masalahnya sendiri untuk mencapai kepribadian yang baik.
C. Komunikasi Interpersonal
          Wiryanto (2004 : 32) bahwa komuniksai interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Arni Muhammad (2007 : 159) bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui baliknya. Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2007 : 81) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
          Berdasarkan uraian para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi dari seorang komunikator kepada komunikan secara tatap muka untuk memperoleh makna dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku komunikan yang melibatkan pengaruh dan umpan balik.
D. Kerangka Berpikir
     Adapun masih terdapat siswa kelas XI di MAN Wates 1 Kulon Progo tahun ajaran 2014/2015 yang memiliki masalah pada komunikasi interpersonal. Hal itu terlihat dari komunikasi sehari-hari siswa, observasi peneliti dan wawancara pada lingkungan. Selain teman sebangku, teman sekelas, lain kelas dan guru pembimbing juga mengungkapakan adanya komunikasi interpersonal yang kurang baik pada siswa tersebut. Dari hasil observasi peneliti dapat menarik garis besar bahwa siswa tersebut bermasalah dalam komunikasi interpersonalnya. Pendekatan client centered di sekolah akan membantu siswa dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan tersebut siswa memerlukan konseling melalui konseling individual pendekatan client centered.
E. Pertanyaan Penelitian
     Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat ditemukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.      Bagaimana tahap perencanaan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?
2.      Bagaimana tahap pelaksanaan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?
3.      Bagaimana tahap evaluasi layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?

III. METODE PENELITIAN
     Abu Ahmadi (2002 : 6) Pendekatan penelitian adalah cara-cara atau langkah-langkah tertentu untuk mencapai pengetahuan yang benar dan logis.  Pendekatan penelitian diperlukan untuk membawa peneliti sampai kepada pengetahuan yang benar mengenai hal yang dipertanyakannya. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan alasan bahwa dalam penelitian kualitatif adalah :
1.      Metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda dan sampel kecil.
2.      Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakekat antara peneliti dengan responden.
3.      Metode kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
     Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana kegiatan bimbingan dan konseling cukup memadai. Kepala madrasah telah melakukan koordinasi dengan petugas bimbingan konseling dalam pemberian bimbingan dan konseling pada siswa. Cara kepala madrasah melaksanakan supervisi bimbingan konseling yaitu dengan mengadakan supervisi langsung, wawancara, laporan kegiatan saat brifing. Hasil wawancara guru BK disimpulkan bahwa pencarian data mengenai siswa bermasalah dalam komunikasi interpersonalnya dengan melakukan observasi pada tiap-tiap kelas. Guru BK melakukan evaluasi dengan cara menanyakan hal-hal yang umum seputar latar belakang keluarga kemudian melakukan penyaringan terhadap siswa dengan cara menyuruh siswa untuk berbicara di depan kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa yang bermasalah dalam komunikasi interpersonalnya menunjukkan adanya respon yang positif. Hal ini ditunjukkan adanya keterlibatan siswa yang baik dalam kegiatan wawancara sebagai proses pengumpulan data. Siswa mampu memberikan respon yang positif sehingga kegiatan tatap muka dapat berjalan dengan baik dan mendapat hasil yang baik pula.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa upaya mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa dengan melakukan bimbingan secara tidak langsung dan berangsur-angsur. Sedangkan faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah komunikasi interpersonal siswa salah satunya faktor pola asuh orang tua.
B. Saran
Siswa lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang lain. Pembimbing selalu meningkatkan mutu bimbingan secara efektif dan efisien. Orang tua lebih meningkatkan perhatian terhadap anaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Arni Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Gerald Cerey. 2010. Teori Dan Praktek : Konseling & Psikoterapi. Bandung :
            Refika Aditama
Jalaluddin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja    Rosdakarya
Mohamad Surya. 2003. Psikologi Konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta
            : Rineka Cipta
Sofyan Willis. 2009. Konseling Individual. Bandung : Alfabeta
____________2010. Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo


Minggu, 15 Maret 2015

LAPORAN PPL BK LUAR SEKOLAH IKIP PGRI WATES KULON PROGO TAHUN AKADEMIK 2014/2015



LAPORAN
PPL BK LUAR SEKOLAH
IKIP PGRI WATES KULON PROGO
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

DI PANTI ASUHAN
PONDOK YATIM PIATU/DHU’AFA
“NURUS SA’ADAH”
ikip.jpg

Oleh :
Afi Mabruroh          (11012001)
Agus Nurrohman    (11012003)
Amami Choiriyah    (11012005)
Deti Rahayu            (11012009)
Eny Sugiyantri        (11012013)
Hamid Sabarrudin   (11012015)
Lestyana Larasati    (11012021)
Mega Hanif Fateah (11012027)
Miftahurrohman      (11012029)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
WATES 2014/2015

HALAMAN PERSETUJUAN

PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN
BIMBINGAN KONSELING
(PPL DI PONDOK YATIM PIATU NURUS SA’ADAH)
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
LAPORAN

Disetujui oleh dosen pembimbing pada :
Hari        : …………………………………..
Tanggal  : …………………………………..


Menyetujui

                        Pemimpin                                                                                Dosen
Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah                                               Pembimbing



                        KH. Abah Munir                                                         Dra. Sunarsih, M.Pd
                                                                                                      NIP. 195012171980032001


Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan




Drs. Dri Atmaka, M.Pd
NIP. 195402251983031003

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingaa laporan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan dapat kami selesaikan dengan baik.
            Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah merupakan salah satu syarat yang wajib ditempuh oleh mahasiswa IKIP PGRI Wates dalam menyelesaikan studi. Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah dilaksanakan selama kurang lebih satu hari, yaitu pada tanggal 22 November 2014 di DI PANTI ASUHAN PONDOK YATIM PIATU/DHU’AFA “NURUS SA’ADAH” kota Batu, Malang Jawa Timur.
            Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah merupakan manifestasi dan aplikasi dari ilmu yang telah diterima dalam kegiatan perkuliahan. Keberhasilah Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, baik berupa moral maupun materi, maka pada kesempatan ini kami sampaiakan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1.      Rector IKIP PGRI Wates yang telahmemberikan kesempatan dan dorongan spiritual maupun fasilitas yang kami perlukan selama persiapan sampai pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah.
2.      Ketua panitia Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah IKIP PGRI Wates tahun akademik 2014/2014 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan.
3.      Dra. Sunarsih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah.
4.      Pemimpin Pondok Yatim Piatu Nurus Sa’adah kota Batu, Malang Jawa Timur yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah.
5.      Pengasuh Pondok Yatim Piatu Nurus Sa’adah kota Batu, Malang Jawa Timur yang telah memberikan pelayanan dan dorongan serta bimbingan dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung.
6.      Orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral maupun materi sehingga kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah berjalan dengan lancer.
7.      Teman-teman kelompok peserta Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu sejak pembekalan, persiapan dan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah sampai dengan penyusunan laporan ini.
            Semoga amal kebaikan Bapak/Ibu dan saudara yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan dari Allah SWT sesuai dengan amal kebaikannya. Dan pada kesempatan ini pula kami mohon maaf yang setulus-tulusnya atas segala kesalahan dan kekurangan yang disengaja maupun yang tidak disengaja selama kami melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan Luar Sekolah di Pondok Yatim Piatu Nurus Sa’adah kota Batu, Malang Jawa Timur ini.
            Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan guna kesempurnaan laporan ini.
            Besar harap kami, semoga laporan singkat hasil Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan ini.


Pengasih, Desember 2014
Penyusun



Kelompok PPL
Panti Asuhan
IKIP PGRI Wates


DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………..
Halaman Persetujuan …………………………………………….           
Kata Pengantar……………………………………………………          
Daftar Isi .…………………………………………………………
Daftar Lampiran .…………………………………………………

BAB I                    PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………..............
B. Dasar PPL
C. Tujuan
D. Metode Yang Digunakan
E. Peserta PPL BK Luar Sekolah
F. Waktu dan Tempat PPL BK Luar Sekolah
G. Kegiatan PPL BK Luar Sekolah
H. Pengorganisasian
I. Proses Pelaksanaan Kegiatan PPL Luar Sekolah
J. Pembimbing
K. Evaluasi

BAB II       PELAKSANAAN
A. Kondisi dan Situasi Lokasi Umum PPL……………...
B. Perencanaan
C. Pedoman Wawancara
D. Hasil Wawancara

BAB III     PENUTUP
1.      Simpulan    ………………………………………
2.      Saran ….…………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejalan dengan tuntutan perkembangan masyarakat, Program Studi Bimbingan Konseling IKIP PGRI Wates memiliki fungsi utama menyiapkan mahasiswa untuk menjadi calon pembibing dengan kewenangan utama sebagai Guru pembimbing di sekolah, dan kewenangan tambahan sebagai pembimbing diluar sekolah. Seluruh kegiatan akademik dan nonakademik diupayakan untuk mewujudkan visi tersebut.
Untuk menyiapkan lulusan calon pembimbing yang berkualitas, dan lulusan Program Studi Bimbingan dan Konseling harus elaksanakan revitalisasi dan optimalisasi program studi. Diantara upaya tersebut diantara lain peningkatan kualitas dosen, peningkatan BPM, penyempurnaan kurikulum, dan praktek pengalaman lapangan yang lebih memadai dan terprogram.
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) BK Luar Sekolah, sebagai salah satu program Intrakurikuler memiiki kedudukan sangat penting dalam penyiapan calon pembimbing yang berkualitas, baik dari segi pengetahuan teoritis maupun kompetensi ketrampilan praktis. PPL BK di luar sekolah merupakan penerapan teori-teori BK di luar sekolah yang telah disampaikan secara teoritis, seperti mata kuliah BK Remaja, BK Keluarga, dan Perkawin, BK Industri dan sebagainya. Seluruh mata kuliah praktikum BK, seperti Mikro Konseling, praktik BK di Laboratorium, PPL BK di sekolah, PPL BK di Luar sekolah harus selalu ditingkatkan, baik dari segi system, isi, maupun pembimbingan. PPL yang diprogramkan ini adalah BK di Luar Sekolah
Mengingat pentingnya kegiatan praktek BK di luar sekolah dalam rangka menyiapkan calon konselor yang professional, maka perlu terus diupayakan peningkatan pelaksankaan PPL Luar Sekolah, dari segi program, system pelaksanaan, evaluasi, pembimbingan dan sebagainya.

B.     Dasar PPL
Praktek pengalaman lapangan bimbingan dn konseling di luar sekolah merupakan kegiatan kurikuler dengan bobot 2 SKS. PPL di Luar Sekolah ini sebagai rangkaian kegiatan praktikum bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di luar sekolah (di masyarakat, industry, instansi, pusat rehabilitasi social dll) yang harus dilakukan mahasiswa bimbingan dan konseling dibawah bimbingan dosen pembimbing praktek. Praktek BK diluar sekolah memuat penerapan mata kuliah BK Remaja, BK Industri, BK Masyarakat, BK Keluarga, dan Perkawin. Laporan PPL BK di luar sekolah merupakan serangkaian informasi tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan PPL BK diluar sekolah yang dilaksanakan oleh mahasiswa dan disampaikan kepada pembimbing dan jurusan PPB.

C.    Tujuan
Sejalan dengan tujuan program studi bimbingan dan konseling IKIP PGRI Wates, diantaranya menyiapkan mahasiswa menjadi guru pembimbing dengan kewenangan tambahan sebagai pembimbing diluar sekolah, maka tujuan PPL di luar sekolah adalah :
1.      Sebagai bentuk pertanggung jawaban mahasiswa dalam melaksanakan program PPL BK di luar sekolah.
2.      Sebagai bahan pertimbangan bagi pembimbing dan jurusan dalam mengadakan evaluasi/ penelitian pelaksanaan pelaksanaan PPL yang dilaksanakan mahasiswa.

D.    Metode Yang Digunakan
Suharsimi Arikunto (2005: 100) mengemukakan bahwa “metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu untuk mendapatkan data yang diperlukan maka peneliti perlu menggunakan metode pengumpulan data yang tepat. Sugiyono (2010: 197) menyebutkan Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1.        Observasi
a.       Pengertian observasi
Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 220) mengemukakan bahwa “observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Ditegaskan Suharsimi Arikunto (2010: 265) bahwa “metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar.
b.      Jenis-jenis observasi
Sugiyono (2010: 204) mengemukakan bahwa “observasi dapat dibedakan menjadi :
1) participant observation (observasi berperan serta), dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
 2) nonparticipant observation (observasi tanpa peran serta), dalam observasi ini peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen, peneliti hanya berperan sebagai pengamat kegiatan dan tidak ikut serta dalam kegiatan yang sedang diobservasi.

2.    Interview / Wawancara
Menurut Emzir (2010: 50 ) wawancara merupakan interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya.
a.       Pedoman wawancara
            Esterberg dalam Sugiyono (2010: 319) mengemukakan beberapa macam wawancara antara lain :
1)      Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
2)      Wawancara semiterstruktur (semistructure interview)
Jenis wawancara in-depth interview, dimkana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan wawancara terstruktur, dengan tujuan wawancara adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
3)      Wawancara tak berstuktur (unstruktur interview)
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
b.      Langkah-langkah wawancara
            Menurut Licoln and Guba dalam Sugiyono (2010: 322) mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
1)   Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan.
2)   Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3)   Mengawali atau membuka alur wawancara.
4)   Melangsungkan alur wawancara.
5)   Mengkonformasi ikhtisar hasil wawancara dan mengahkhirinya.
6)   Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7)   Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

c.       Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara
Patton dalam Sugiyono (2010: 322) menggolongkan 6 jenis pertanyaan yang saling berkaitan yaitu :
1)      Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengalaman yang telah dialami oelh informan atau subjek penelitian dalam hidupnya, baik dalam kehidupan pada waktu masih kanak-kanak, selama di sekolah, di masyarakat, ditempat kerja dan lain-lain.
2)      Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
Ada kalanya peneliti ingin meminta pendapat kepada inforaman terhadap data yang diperoleh dari sumber tertentu.
3)      Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Pertanyaan yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan seseorang dengan cara menggunakan pertanyaan tidak langsung.
4)      Pertanyaan tentang pengetahuan
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan pengetahuan informan suatu kasus atau peristiwa yang mungkin diketahui.
5)      Pertanyaan yang berkaitan dengan indra
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium suatu peristiwa.
6)      Pertanyaan yang berkaitan dengan Latar Belakang atau Demografi
Pertanyaan ini digunakan untuk mengungkapkan latar belakang subjek yang dipelajari yang meliputi status sosial, ekonomi, latar belakang pendidikan, asal-ususl, tempat lahir, usia, pekerjaan dan lain-lain.

3. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 274) dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubukan tanda chek atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas. Dijelaskan oleh Sugiyono (2010: 328) hasil penelitian dari hasil observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan auto biografi. Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredebilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Demikian juga auto biografi yang ditulis untuk dirinya sendiri, sering subjektif.

E.     Peserta PPL BK Di Luar Sekolah
Peserta PPL BK di luar sekolah adalah seluruh mahasiswa bimbingan dan konseling IKIP PGRI Wates, yang telah menyelesaikan mata kuliah (prerequisite) BK di luar sekolah, yaitu telah lulus mata kuliah BK Remaja, BK Industri, BK Masyarakat, BK Keluarga, dan Perkawin dan praktek Bimbingan dan Konseling.

F.     Waktu dan Tempat PPL BK Di Luar Sekolah
1.      Waktu PPL
PPL dilakukan pada semester VI atau VII (smt IV/V anf) yang dilakukan satu semester. Akan tetapi di semester VII ini tim PPL di beri izin selama 1 hari untuk mengadakan PPL di luar sekolah.
2.      Tempat PPL
PPL dilakukan di suatu tempat atau instansi yang diberikan pelayanan terhadap unsur-unsur pelayanan BK, seperti instansi pemerintah atau swasta, industri/ perusahaan, rumah sakit, panti asuhan, keluarga masyarakat, pusat-pusat rehabilitasi sosial,  jasa layanan professional, LSM, lembaga konsultasi atau penelitian dan sebagainya. Tim PPL memilih PPL di Pondok Yatim Piatu Duafa Nurrus Sa’adah Batu, Malang, Jawa Timur.



G.    Kegiatan PPL BK di Luar Sekolah
Pada perinsipnya mahasiswa harus melaksanakan seluruh kegiatan pelayanan BK di luar sekolah. Akan tetapi mengingat ketrampilan yang diberikan bersifat tambahan, dan berbagai keterbatasan yang ada, maka beberapa hal yang dilaksanakan dalam PPL BK sekolah adalah :
1.      Pelayanan BK di suatu institusi atau pusat-pusat pelayanan yang terdapat unsure pelayanan BK. Praktikan diharap dapat melakukan praktek pelayanan BK, mulai dari pemahaman terhadap subyek yang dilayani, pelayanan pencegahan, pengentasan dan pengembangan.
a.       Melakukan pengamatan mendalam terhadap kebutuhan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
b.      Mengamati system, bentuk pelayanan-pelayanan (yang ada unsure BK) yang dilaksanakan oleh lembaga/ prorangan yang ada ditempat praktek.
c.       Membuat pelayanan BK sesuai kondisi tempat praktek.
2.      Kuliah lapangan praktek BK di suatu institusi, pusat-pusat pelayanan yang ada unsure layanan BK ( seperti di perusahaan, pusat rehabilitasi social). Dalam kegiatan ini mahasiswa mendampingi pusat-pusat pelayanan bimbingann yang dilaksanakan. Dengan demikian mahasiswa hanya memahami model/ system pelayanan dan tidak terlibat dalam pelayanan.

H.    Pengorganisasian
Agar pelaksanaan PPL di luar sekolah berjalan secara efektif dan efisien, maka diorganisasikan sebagai berikut :
1.      PPL di instansi/ pusat Layanan BK
a.       Pelaksanaan PPL dilakukan secara kelompok.
b.      Setiap kelompok berjumlah antara 9 s.d 10 mahasiswa.
2.      Kuliah Lapangan Praktek BK di Luar Sekolah
Kuliah Lapangan Praktek BK dilakukan secara klasikal, meskipun dalam melakukan kegiatan kuliah praktek dibagi dalam beberapa kelompok.

I.       Proses Pelaksanaan PPL BK Luar Sekolah
1.      PPL di institusi/ pusat-pusat pelayanan BK
a.       Setiap kelompok diharuskan memilih /mencari tempat praktek sendiri.
b.      Penentuan tempat PPl harus dikonsultasikan dan disetujui oleh Ketua Program Studi BK dan ketua laboratorium BK.
c.       Perlengkapan administrasi surat menyrat disiapkan oleh jurusan.
d.      Pengrusan surat menyurat dilakukan mahasiswa.
e.       Pelaksanaan PPL di bombing oleh seorang pembimbing.
f.       Semua mahasiswa harus aktif mengikuti kegiatan PPL.
g.      Kegiatan PPL harus dilaporkan.
2.      Kuliah praktek di pusat Layanan BK
a.       Seluruh kebijakan kegiatan dilakukan oleh jurusan.
b.      Mahasiswa diberikan kebiasaan untuk merencanakan/ mengurusi kegiatan PPL, meski demikian harus dikonsultasikan dengan jurusan / Lab BK.
c.       Proposal, surat-menyurat, interview/ observasi guide disiapkan oleh jurusan/ Lab BK
d.      Kegiatan ini dibimbing oleh pembimbing dan penentuan pembimbing diputuskan oleh jurusan/ Lab BK
e.       Mahasiswa diharuskan membuat laporan secara pribadi dan dilakukan evaluasi
f.       Seluruh pembiayaan dibebankan kepada mahasiswa.

J.      Pembimbing
Seluruh kegiatan PPL di luar sekolah dibimbing oleh pembimbing PPL adapun organisasi pembimbingan adalah :
1.      Penanggung jawab     : Dekan Fakultas
2.      Pelaksana                   : Program Studi Bimbingan dan Konseling
3.      Pembimbing PPL di institusi/ pusat BK di luar sekolah. Pembimbing dilakukan oleh pemegang dosen-dosen mata kuliah BK di luar sekolah. Ketua program Studi dan Ketua Laboratorium BK.
4.      Pembimbing PPL dalam bentuk Kuliah Praktek Lapangan adalah
a.       Unsur Fakultas
b.      Unsur Program Studi
c.       Dosen Program Studi BK yang ditunjuk

K.    Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan melakukan ujian terhadap laporan yang disusun mahasiswa peserta PPL, format laporan di atur sendiri.

BAB II
PELAKSANAAN PPL

A.    Kondisi dan Situasi Lokasi Umum PPL
1.      Letak dan Luas
a.       Letak
Lokasi kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Luar Sekolah IKIP PGRI Wates yang dimaksud dalam laporan ini adalah Pondok Panti Yatim Piatu Putri Nurus Sa’adah Batu Malang, dengan alamat Jl. Wukir Gg.6b. Temas Kota Batu Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Lokasi ini dekat dengan objek wisata Jatim Park II dan Selekta, dapat di akses dengan kendaraan umum maupun pribadi.
b.      Luas
Luas bangunan Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah Batu Malang adalah, bangunan ini terdiri dari gedung permanen dan gedung semi permanen
2.      Sejarah Singkat Berdirinya
3.      Potensi Fisik dan Non Fisik
a.       Potensi Fisik
1)      Gedung
Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah memiliki gedung yang sederhana tapi terlihat megah untuk bangunan di daerah sekitar kota Batu Malang. Bangunan terdiri dari satu lantai, yang didalamnya terdapat ruang administrasi, ruang putrid, aula, dapur, ruang makan, kamar mandi tamu, kamar mandi putri, ruang UKS, serta tempat wudhu. Untuk tahun ini Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah sedang membuat gedung untuk fitness santri putrid khususnya dan tempatnya terpisah dari bangunan lainnya dan masih semi permanen. Terdapat halaman yang cukup luas yang dipergunakan untuk bermain anak pondok, senam maupun untuk menjemur pakaian. Dari Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah dapat menikmati pemandangan alam yang indah serta udara yang sejuk dapat di hirup, karena kota Malang terkenal dengan kesejukannya yang sangat indah.
2)      Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana Yang Dimiliki Sebagai Penunjang Kegiatan
No
Nama Barang
Jumlah
Asal
Manfaat
Kepemilikan
1
Meja Kantor
4 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
2
Kursi Kantor
4 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
3
Kursi Pimpinan
1 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
4
Meja Tamu
1 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
5
Kursi Tamu
4 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
6
Kursi Sova
4 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
7
Kursi Lipat
5 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
8
Tempat Tidur Lipat
7 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
9
Rak Arsip
1  buah
Donatur
Kantor
Pondok
10
Mesin Ketik
1  buah
Donatur
Kantor
Pondok
11
Almari Buku
1  buah
Donatur
Kantor
Pondok
12
Jam Dinding
3  buah
Donatur
Kantor
Pondok
13
Mobil Avanza
1  buah
Donatur
Kantor
Pondok
14
Komputer
5 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
15
Loker SSN
3 Buah
Donatur
Kantor
Pondok
16
Meja Makan
3 Buah
Donatur
Ruang Makan
Pondok
17
Kursi Plastik
30 Buah
Donatur
Ruang Makan
Pondok
18
Rak Piring 3 Pintu
1  Buah
Donatur
Ruang Makan
Pondok
19
Kulkas
2 Buah
Donatur
Ruang Makan
Pondok
20
Kipas Angin
5 Buah
Donatur
Kantor, Mushola
Pondok
21
Kotak P3K
1 Buah
Donatur
R. Kesehatan
Pondok
22
Almari Pakaian
14 Buah
Donatur
Kamar Santri
Pondok
23
Temapat Tidur Biasa
5 Buah
Donatur
Kamar Santri
Pondok
24
Meja Belajar
35 Buah
Donatur
R. Santri
Pondok
25
Televisi
2 Buah
Donatur
Ruang Santri
Pondok
26
Cermin
3 Buah
Donatur
R. Santri, Mushola
Pondok

b.      Potensi Non Fisik
1)      Bidang Dana
Untuk mendukung kelangsungan hidup dari anak-anak Pondok ini, kebutuhan akan sumber dana merupakan konsekuensi yang harus dipenuhi. Sumber dana Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah diperoleh dari para donator, dan dermawan yang mempunyai kepedulian terhadap anak-anak pondok ini.
2)      Status
3)      Tenaga Pengurus dan Pekerja Sosial
4)      Kondisi Santri
4.      Kondisi Santri
B.     Perencanaan
1.      Rencana Bimbingan
a)      Standar Kompetensi
b)      Kompetensi Dasar
c)      Indikator
d)     Tujuan Pembelajaran
e)      Materi Pembelajaran
1.      Diskusi
f)       Kegiatan Pembelajaran
1.      Kegiatan awal (5 menit)
a.       Pembimbing mengucapkan salam
b.      Pembimbing memimpin do’a
c.       Pembimbing mengadakan apersepsi tentang kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan di Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah.
2.      Kegiatan Inti
Kegiatan Pembimbing
Kegiatan Klien
1.      Menjelaskan aspek-aspek kegiatan belajar di Pondok dan cara mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
2.      Menyuruh anak pondok berdiskusi
3.      Menyuruh anak pondok melakukan Tanya jawab tentang kegiatan di pondok dan cara kebiasaan belajar di pondok.
4.      Berdiskusi dengan anak pondok sekaligus melakukan observasi dari hasil wawancara.
5.      Menjadi fasilitator sekaligus membuat kesimpulan dari hasil diskusi dengan santri pondok.
1.      Anak pondok mendengarkan penjelasan dari pembimbing
2.      Anak pondok berdiskusi dengan pembimbing
3.      Anak pondok melakukan diskusi Tanya jawab tentang bagaimana kebiasaan belajar mereka di Pondok dan juga kegiatan apa saja yang bisa dilakukan di pondok.
4.      Anak pondok melakukan diskusi Tanya jawab tentang nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam mentaati peraturan pondok.
5.      Membuat kesimpulan


3.      Kegiatan penutup (5 menit)
a)      Pembimbing bersama-sama anak pondok membuat kesimpulan akhir dari diskusi
b)      Pembimbing menyampaikan hal-hal yang kurang jelas
c)      Pembimbing mengucapkan salam
g)      Alat dan Sumber Belajar
1.      ATK
2.      Kisi-Kisi Wawancara
3.      Tata tertib pondok

Pengasih, Desember 2014


Mahasiswa Praktikan











C. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA KEPADA ANAK

1.  Latar belakang siswa
a.       Pendidikan orang tua
b.      Pekerjaan orang tua
c.       Tempat tinggal anak
2. Tujuan mengikuti pendidikan pondok pesantren
a.       Tujuan dari keluarga anak
b.      Tujuan dari anak sendiri
3. Alasan mengikuti pendidikan di pondok pesantren
4. Kegiatan di pondok pesantren :
a.       Jenis-jenis kegiatan
b.      Cara mengikuti kegiatan-kegiatan di pondok pesantren
c.       Hambatan dalam mengikuti kegiatan
d.      Cara mengatasi hambatan kegiatan tersebut
5. Komunikasi antar warga pondok pesantren
a.       Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi
b.      Hambatan-hambatan dalam komunikasi
c.       Cara-cara mengatasi hambatan tersebut
6. Pengasuh di pondok pesantren
a.       Bagaimana cara-cara pengasuhan di pondok pesantren
b.      Apakah pola pengasuhan tersebut sesuai dengan keinginan anda
c.       Apakah hambatan-hambatan anda dalam mengikuti pola pengasuhan di pondok pesantren
d.      Bagaimana cara anda mengatasi hambatan tersebut

D. Hasil Wawancara

HASIL WAWANCARA 1

Hari/Tanggal   : Sabtu, 22 November 2014
Nama               : Indawati
Alamat                        : Bumi Aji
Usia                 : 15 Tahun
Responden      :
1. Latar belakang siswa
a.               Apakah latar belakang orang tua anda?
Jawab:
Orang tua sudah tidak ada, ibu meninggal pada saatduduk di kelas 3 MI, meninggal karena sakit dan ayah meninggal pada saat duduk di kelas 6.

b.               Apakah pekerjaan orang tua Anda
Jawab:
Pekerjaan Ayah dulu petani, sedangkan ibu seorang ibu rumah tangga.

c.               Bagaimana kehidupan keluarga Anda?
Jawab: 
Dulu waktu Ayah dan ibu masih hidup, kehidupan saya sangat bahagia meski dengan pendapatan Ayah yang tidak tinggi, namun cukup untuk biaya hidup keluarga dan sekolah saya. Tapi saat kelas 3 MI, ibu meninggal karena sakit. Sehingga saya hidup dengan ayah dan kakak perempuan saya. Hidup memang serasa kurang tanpa adanya seorang ibu. Dan saat kelas 6, Allah swt juga memanggil Ayah. Saya hidup dengan kakak perempuan saya. Setelah dia menikah, saya ditinggalkannya sendiri, karena kakak ikut suami di Bali.

2. Tujuan mengikuti pendidikan pondok pesantren
a.               Bagaimana tujuan dari keluarga anda?
Jawab:
Kakak perempuan dan sudah menikah serta tinggal dengan suami di Bali dan jarang menjenguk saya di pesantren. Sehingga atas anjuran guru-guru dan kepala sekolah yang ada di MI menganjurkan untuk masuk dan tinggal di pondok pesantren. Satu bulan sekali pulang kerumah hanya sekedar untuk melihat kondisi rumah. Mungkin tujuan kakak minggalkan saya karena dia tidak ingin merawat dan menghidupi saya.

b.                    Bagaiamana tujuan dari anda sendiri?
Jawab:
Saya ingin mencapai cita-cita dengan belajar yang tekun di pondok pesantren. Selain itu juga ingin menguasai ketrampilan dan keahlian yang diajarkan di pondok. Ingin jadi perempuan yang sukses bagi diri sendiri dan orang lain. Tetap semangat belajar dan mencapai cita-cita meski tanpa orang tua di sisi saya. Saya juga ingin melanjutkan studi yang lebih tinggi, ingin kuliah.

3. Alasan mengikuti pendidikan di pondok pesantren
Jawab :
Karena orang tua sudah tidak ada, ibu meninggal pada saat dia duduk di kelas 3 MI, meninggal karena sakit dan ayah meninggal pada saat duduk di kelas 6, serta hanya dan hanya punya kakak perempuan dan sudah menikah serta tinggal dengan suami di Bali dan jarang menjenguk dia di pesantren. Sehingga atas anjuran guru-guru dan kepala sekolah yang ada di MI menganjurkan untuk masuk dan tinggal di pondok pesantren. Satu bulan sekali pulang kerumah hanya sekedar untuk melihat kondisi rumah. Awalnya saya tinggal di pondok pesantren karena kakak saya yang menyuruh. Di pondok saya sulit berkomunikasi dengan teman karena saat awal berada di pesantren sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan yang disekitar sebab saya lebih suka menyendiri alasannya karena takut kalu bersama teman itu takutnya malah menjadi ribut. Namun setelah dua tahun saya mengikuti pendidikan di pondok pesantren, sekarang sudah bisa menyesuaikan diri dan memiliki kepercayaan diri untuk bergaul dengan teman santri yang lain.


4. Kegiatan di pondok pesantren :
a.       Jenis kegiatan apa yang anda ikuti di pondok pesantren?
Jawab :

b.      Bagaimana cara anda mengikuti kegiatan-kegiatan di pondok pesantren?
Jawab :

c.       Hambatan apa yang anda alami dalam mengikuti kegiatan?
Jawab :

d.      Bagaimana cara anda mengatasi hambatan kegiatan tersebut?
Jawab :

5. Komunikasi antar warga pondok pesantren
d.      Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi
Jawab :
e.       Hambatan-hambatan dalam komunikasi
Jawab :
f.       Cara-cara mengatasi hambatan tersebut
Jawab :

6. Pengasuh di pondok pesantren
a.       Bagaimana cara-cara pengasuhan di pondok pesantren
Jawab :

b.      Apakah pola pengasuhan tersebut sesuai dengan keinginan anda
Jawab :

c.       Apakah hambatan-hambatan anda dalam mengikuti pola pengasuhan di pondok pesantren
Jawab :

d.      Bagaimana cara anda mengatasi hambatan tersebut
Jawab :

HASIL WAWANCARA 2

Hari/Tanggal   : Sabtu, 22 November 2014
Nama               : Meliana Risa
Alamat                        : Pujon, Malang
Usia                 : 13 Tahun
Responden      :
1.  Latar belakang siswa
a.       Pendidikan orang tua
Jawab :

b.      Pekerjaan orang tua
Jawab :

c.       Tempat tinggal anak
Jawab :

2. Tujuan mengikuti pendidikan pondok pesantren
a.       Tujuan dari keluarga anak
Jawab :

b.      Tujuan dari anak sendiri
Jawab :

3. Alasan mengikuti pendidikan di pondok pesantren
Jawab :

4. Kegiatan di pondok pesantren :
a.       Jenis-jenis kegiatan
Jawab :

b.      Cara mengikuti kegiatan-kegiatan di pondok pesantren
Jawab :

c.       Hambatan dalam mengikuti kegiatan
Jawab :

d.      Cara mengatasi hambatan kegiatan tersebut
Jawab :

5. Komunikasi antar warga pondok pesantren
a.       Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi
Jawab :

b.      Hambatan-hambatan dalam komunikasi
Jawab :

c.       Cara-cara mengatasi hambatan tersebut
Jawab :

6. Pengasuh di pondok pesantren
a.       Bagaimana cara-cara pengasuhan di pondok pesantren
Jawab :

b.      Apakah pola pengasuhan tersebut sesuai dengan keinginan anda
Jawab :

c.       Apakah hambatan-hambatan anda dalam mengikuti pola pengasuhan di pondok pesantren
Jawab :
d.      Bagaimana cara anda mengatasi hambatan tersebut
Jawab :


BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan di Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah selama 1 hari, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.      Dalam mewujudkan sebuah kegiatan pendidikan yang berkualitas, diperlukan beberapa kompetensi integrative dan saling mendukung diantara satu dengan yang lainnya. Diantaranya dengan adanya pengalaman yang meliputi pengalaman mendidik, bersosialisasi secara langsung dengan peserta didik, guru, maupun warga sekolah yang lain
2.      Praktek Pengalaman Lapangan banyak member bekal pengalaman yang sangat berharga, sebab secara langsung dapat mengetahui keadaan dilapangan dan masalah-masalah yang timbul dan sekaligus mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
B.     Saran Kegiatan
Pada akhirnya penyusunan laporan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah, menyampaikan saran sebagai berikut:
a.       Untuk Lembaga IKIP PGRI Wates Yogyakarta
Materi pembekalan bagi peserta PPL hendaknya diberikan bekal yang cukup dan matang sebelum PPL dilaksanakan. Waktu pembekalan jangan terlalu singkat agar peserta PPL benar-benar mengetahui tugas dan tanggung jawabnya selama melaksanakan kegiatan PPL.

b.      Bagi Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah
1)      Selalu dapat menjalin hubungan baik almamater
2)      Ciptakan sikap keakraban, kerja sama yang baik penuh keterbukaan, kekeluargaan demi menciptakan kekompakan dalam kelompok, misalnya, agar tidak ada permasalahan setiap individu, tidak ada persaingan anatara sesame, dan sebagainya.
3)      Bagi praktikan hendaknya bisa memahami bahwa yang PPL adalah sati Tim, sehingga harus saling membantu dan melengkapi.
4)      Persiapan harus lebih matang, baik secara materi, metodologi maupun mental dan berdisiplin


DAFTAR PUSTAKA
Ine I. Amiran Yousda. 1992. Penelitian Dan Statistik Pendidikan. Bandung: Bumi
     Aksara.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
     Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta



Lampiran-Lampiran
LAMPIRAN 1
TATA TERTIB ANAK ASUH
PONDOK PANTI YATIM PIATU NURUS SA’ADAH
A.    Larangan-larangan
1.      Anak asuh dilarang membawa HP atau alat komunikasi apapun
2.      Anak asuh dilarang berpacaran sesama anak asuh pondok
3.      Anak asuh dilarang merokok, minum-minuman keras dan membawa senjata
4.      Anak asuh bila bepergian harus izin kepada pengasuh pondok
5.      Anak asuh harus bisa menjaga nama baik pondok
6.      Anak asuh harus mengikuti segala kegiatan dalam pondok
7.      Anak asuh harus bersikap dan bertingkah laku sopan santun kepada siapa pun
8.      Anak asuh harus berpakaian sopan dan muslim
9.      Anak asuh harus menjaga ketertiban, kebersihan dan keindahan panti
10.  Anak asuh harus melaksanakan jadwal piket yang telah ditetapkan
11.  Anak pondok harus mengikuti sholat 5 waktu secara berjama’ah
12.  Anak asuh harus hormat dan patuh kepada pengasuh
13.  Anak asuh harus menjunjung tinggi nilai kejujuran dan kebenaran
B.     Sanksi
Apabila anak asuh melanggar aturan pondok, maka:
1.      Teguran lisan
2.      Pemanggilan orang tua/wali santri
3.      Dikembalikan pada wali santri
C.     Sejarah Berdirinya
Kota Batu yang berdiri pada tahun 2011 berdasarkan UU No 11 Tahun 2011 adalah sebuah daerah otonom baru merupakan pemekaran dari Kabupaten Malang. Sebagai daerah otonom baru , kota Batu memiliki karakteristik yang berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia sekalipun sesuai dengan Undang-Undang di sebutkan sebagai kota, namun kondisi masyarakatnya masih sangat dipengaruhi oleh ciri-ciri pedesaan yang masih kental. Kondisi ini dipengaruhi oleh sistem budaya masyarakat yang masih kuat dengan adat istiadat dan norma-norma perilaku masyarakat desa, disamping memang mayoritas penduduk kota Batu masih tinggal di pedesaan.
Dari sinilah mempengaruhi tinggi rendahnya mutu sumber daya manusia dalam hal ini pendidikan formal maupun non formal. Banyak anak putus sekolah karena orang tuanya bercerai karena factor ekonomi, akan tetapi kebanyakan di pondok ini mereka adalah berlatar belakang dari anak yatim dan piatu karena orang tuanya sudah meninggal dunia semua.
Berpangkal dari permasalahan-permasalahan tersebut diatas, Ada seorang mantan Dubes untuk Filipina dengan tekad bulat mendirikan Pondok Panti Yatim Piatu Putri Nurus Sa’adah yang menampung anak yatim piatu. Karena selama ini beliau memandang belum ada sejarahnya di kota Malang yang mendirikan Pondok khusus perempuan, selama ini kebanyakan pondok di campur adukan antara perempuan maupun laki-laki hanya yang memisahkan yaitu bangunan kamarnya saja. Dengan modal tekad bulat serta istiqomah di jalan Allah SWT berdirilah Pondok Panti Yatim Piatu Nurus Sa’adah pada tanggal.  

D.    Permasalahan Anak
Banyak anak terlantar, yatim, piatu, dan yatim piatu serta kurang mampu membutuhkan uluran tangan kita agar mereka menjadi insane-insan harapan bangsa yang terbebas dari kemiskinan dan kebodohan.
Era globalisasi dan seiring bekembangnya zaman dengan peralatan serba canggih dan modern seta pengaruh budaya barat yang cepat sekali diakses melalui media cetak/elektronik oleh kaum remaja kita mempengaruhi budaya mereka sehingga sedini mungkin harus ditanamkan pondasi mental akhlakul karimah kepada generasi muda kita dengan gemblengan pendidikan agama  dengan sistem pondok pesantren. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Demikian


LAMPIRAN 2

Foto Dokumentasi
DSC_0477.JPG

Keterangan : Acara penyambutan dari pengasuh pondok pesantren dan penyerahan kenang
kenangan dari dosen pembimbing PPL Luar Sekolah IKIP PGRI Wates.

DSC_0481.JPG

Keterangan : Acara penyambutan dari santriwati pondok Pesantren Nurrus Sa’adah.


IMG-20141126-WA0000.jpg

Keterangan :
Berfoto di teras bawah lingkungan pondok dengan santriwati pondok pesantren Nurrus Sa’adah Batu, Malang Jawa Timur.

IMG-20141126-WA0001.jpg

Keterangan :
Berfoto di teras atas lingkungan pondok dengan santriwati pondok pesantren Nurrus Sa’adah Batu, Malang Jawa Timur.

IMG-20141126-WA0009.jpg

Keterangan :
Berfoto di teras bawah lingkungan pondok dengan serta pengasuh  pondok pesantren Nurrus Sa’adah Batu, Malang Jawa Timur.


IMG-20141204-WA0003.jpg
Keterangan : Ruang kamar tidur santriwati pondok pesantren Nurrus Sa’adah Batu, Malang, Jawa Timur.

IMG-20141204-WA0002.jpg
Keterangan : Perlengkapan pribadi santriwati


DSC_0495.JPG
Keterangan : Salah satu kegiatan keterampilan yang dilakukan santriwati.
IMG-20141204-WA0000.jpg
Keterangan : Salah satu hasil karya santriwati untuk diperjual belikan.


DSC_0524.JPG
Keterangan : Bentuk fisik bangunan pondok pesantren Nurrus Sa’adah bagian depan.



DSC_0582.JPG
Keterangan : Salah satu ruang pembelajaran santriwati.

20141122_151843.jpg
Keterangan : Sambutan dari pengasuh panti asuhan pondok Nurus Sa’adah

20141122_162135.jpg
Keterangan : Kegiatan wawancara dengan santriwati pondok pesantren Nurus Sa’ada

DAFTAR PESERTA PPL BK LUAR SEKOLAH

No
Nama
Nim
1.
Afi Mabruroh
11012001
2.
Agus Nurrohman
11012003
3.
Amami Choiriyah
11012005
4.
Deti Rahayu
11012009
5.
Eny Sugiyantri
11012013
6.
Hamid Sabarudin
11012015
7.
Lestyana Larasati
11012021
8.
Mega Hanif Fateah
11012027
9.
Miftahurrohman
11012029


Pengasih, Desember 2014

  Ketua
   Sekretaris





  Deti Rahayu
Mega Hanif Fateah
NIM.11012009
   NIM.11012027



SUSUNAN PENGURUS PPL LUAR SEKOLAH

DI PANTI ASUHAN
PONDOK YATIM PIATU / DHU’AFA
“NURUS SA’ADAH”

Pelindung                    : Rektor IKIP PGRI Wates
Dosen Pembimbing     : Dra. Sunarsih, M.Pd
Ketua Kelompok         : Deti Rahayu
Sekretaris                    : Mega Hanif Fateah
Bendahara                   : Lestyana Larasati
Seksi humas                : 1. Agus Nurrohman
                                      2. Miftahurrohman
Seksi dokumentasi      : 1. Amami Choiriyah
                                      2. Eny Sugiyantri
Seksi kegiatan             : 1. Afi Mabruroh
                                      2. Hamid Sabarudin

Ketua PPL




Deti Rahayu
NIM.11012009



Uraian Kegiatan Kelompok

No
Kegiatan
Pelaksanaan
Hasil
1
Pembukaan
a)      Mahasiswa mendengarkan pembukaan dari MC.
b)      Mahasiswa mendengarkan sambutan-sambutan dari kepala pengasuh pondok pesantren dan dosen pembimbing
c)      Mahasiswa menulis hal-hal penting yang perlu dicatat.
d)     Mahasiswa memperhatikan penyambutan dari semua santriwati yang berupa hiburan yakni beberapa nyanyian.
e)      Mahasiswa mulai melaksanakan kegiatan inti.
Pelaksanaan berjalan lancar.
2
Inti
a)      Mahasiswa mengajak dua santriwati untuk berbincang-bincang, mewawancarai dan mencari data. Kemudian mendiskusikan solusi bersama untuk mengatasi permasalahan yang dialami santriwati.
b)      Mahasiswa mengobservasi keadaan fisik pondok pesantren.
c)      Mahasiswa melakukan foto bersama dengan santriwati beserta pengasuhnya.
Tidak ada permasalahan serius yang dialami santriwati.
3
Penutup
a)      Mahasiswa mengucapkan terima kasih pada santriwati dan pengasuh, kemudian berpamitan.
Santriwati dan pengasuh senang atas kunjungan mahasiswa.



BIODATA MAHASISWA PPL LUAR SEKOLAH

Nama                           : Afi Mabruroh
Panggilan                    : Afi
Tempat Lahir               : Purbalingga
Tanggal Lahir              : 16 Agustus 1992
Alamat Rumah            : Nangkot rt 1 rw 3, Kejobong, Purbalingga
No. HP                        : 085642148200
NIM                            : 11012001
Afi Mabruroh 11012001 BK semester VII R1 A.jpg
               

Nama                           : Agus Nurrohman
Panggilan                    : Agus
Tempat Lahir               : Kulon Progo
Tanggal Lahir              : 17 Agustus 1987
Alamat Rumah            : Jomboran,janten,RT 16 RW 8 Temon, KP
No. HP                        : 087738392079
NIM                            : 11012003
Agus Nurrohman 11012003 BK semester VII R1 A.jpg
               

Nama                           : Amami Choiriyah
Panggilan                    : Mami
Tempat Lahir               : Kulon Progo
Tanggal Lahir              : 24 Agustus 1993
Alamat Rumah            : Karangwuni RW 03, Wates, Kulon Progo
No. HP                        : 085743180873
NIM                            : 11012005
Amami Choiriyah 11012005 BK semester VIIA.jpg
                                                                                          
Nama                           : Deti Rahayu
Panggilan                    : Deti
Tempat Lahir               : Kulon Progo
Tanggal Lahir              : 25 Januari 1994
Alamat Rumah            : Jurang jero, Giripeni, rt32 rw 14 Wates,KP
No. HP                        : 085743035116
NIM                            : 11012009
Deti Rahayu 11012009 BK Semester VIIA.jpg


Nama                           : Eny Sugiyantri
Panggilan                    : Eni
Tempat Lahir               : Kulon Progo
Tanggal Lahir              : 11 November 1991
Alamat Rumah            : Selo Timur rt 58 rw 16 Hargorejo,kokap,KP
No. HP                        : 085228922818
NIM                            : 11012013
Eny sugiyantri 11012013 bk semester VII A R1.jpg


Nama                           : Hamid Sabarudin
Panggilan                    : Sabar
Tempat Lahir               : Kebumen
Tanggal Lahir              : 05 Mei 1989
Alamat Rumah            : Tlogodepok,Mirit, Kebumen RT 02 RW 7
No. HP                        : 085643454005
NIM                            : 11012015
Hamid Sabarudin 11012015 BK semester VII R1 A.jpg




Nama                           : Lestyana Larasati
Panggilan                    : Larasati
Tempat Lahir               : Kulon Progo
Tanggal Lahir              : 02 Juli 1993
Alamat Rumah            : Kepundung, Giripurwo, Girimulyo, KP
No. HP                        : 085799844949
NIM                            : 11012021
Lestyana Larasati 11012021.jpg


Nama                           : Mega Hanif Fateah
Panggilan                    : Hanif
Tempat Lahir               : Wonosobo
Tanggal Lahir              : 27 Desember 1992
Alamat Rumah            : rt/rw 04/04 Legok, Sukoharjo, Wonosobo
No. HP                        : 081915414981
NIM                            : 11012027
Mega Hanif Fateah 11012027 BK semester VIIA.jpg


Nama                           : Miftahurrohman
Panggilan                    : Rohman
Tempat Lahir               : Kulon Progo
Tanggal Lahir              : 17 Juni 1992
Alamat Rumah            : Siluwok kidul RT 50 RW 25 Tawangsari
No. HP                        : 087839332821
NIM                            : 11012029
so.jpg