IKIP PGRI Wates Kawulo Agunging Pangestu
Kamis, 23 Maret 2017
Kamis, 29 Desember 2016
Kamis, 30 Juli 2015
jurnal-ku
LAYANAN KONSELING
INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN
CLIENT-CENTERED DALAM MENGATASI MASALAH
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL SISWA KELAS XI
MADRASAH ALIYAH NEGERI
WATES 1
TAHUN 2014/2015
JURNAL
Diajukan
kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan
dan
Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
Wates
Yogyakarta untuk memenuhi sebagian
persyaratan
guna memperoleh
gelar
sarjana pendidikan
Oleh :
MEGA HANIF FATEAH
NIM : 11012027
Program
Studi : Bimbingan dan Konseling
Jurusan : Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
WATES YOGYAKARTA
2015
LAYANAN KONSELING
INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN
CLIENT-CENTERED DALAM MENGATASI MASALAH
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL SISWA KELAS XI
MADRASAH ALIYAH NEGERI
WATES 1
TAHUN 2014/2015
Oleh : Mega Hanif
Fateah
Pembimbing : 1)
Sunarsih, 2) Wahyu Murti Utami
Program Studi Bimbingan
dan Konseling
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah
komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun
2014/2015.
Penelitian
ini bersifat kualitatif dengan menggunakan layanan konseling individu dengan
pendekatan client-centered. Adapun
subyek wawancara adalah Kepala Madrasah, Petugas BK, dan siswa (klien). Analisa data menggunakaan model
analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Sejumlah data yang diperoleh dilakukan pemeriksaan keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi.
Dari
hasil pelaksanaan penelitian disimpulkan bahwa dalam mengatasi masalah
komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negerti Wates 1 Tahun
Pelajaran 2014/2015 berupa kurangnya komunikasi dan terlalu berlebihan dalam
komunikasinya dapat menggunakan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered. Tahapan konseling
individu pendekatan client-centered
adalah perencanaan layanan konseling individu untuk mengetahui permasalahan
pribadi siswa, pelaksanaan layanan konseling individu untuk menggali potensi
siswa agar dapat menyelesaikan permasalah pribadinya, dan evaluasi layanan
konseling individu untuk mengetahui adanya perubahan perilaku siswa. Dengan
tahapan konseling individu pendekatan client-centered
tersebut dapat mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan adanya
perubahan perilaku dan sikap menjadi lebih matang dan baik dalam berkomunikasi
secara interpersonal. Disarankan bagi siswa hendaknya lebih memberanikan diri
mengungkapkan perasaannya pada orang yang dianggap bisa dipercaya, agar dapat
mengurangi kesulitan dalam berkomunikasi. Bahkan mampu memotivasi diri dalam
bergaul dengan baik. Disarankan adanya peningkatan kerja sama dengan guru BK dalam
mengatasi masalah komunikasi interpersonal anaknya.
Kata Kunci : Konseling, Individu,
Client-Centered, Komunikasi
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Jalaluddin Rakhmat (2005 : 1) Komunikasi
menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa
70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan
aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi,
namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang
esensial dalam kehidupan. Berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan
komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks, dan teknologi kini telah merubah manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk
dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap
badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Berdasarkan hasil
observasi awal dijumpai siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon
Progo Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kurang pandai dalam hal mengontrol emosi.
Memang demikian adanya, bahwa mereka berada di masa pubertas. Remaja belum
sanggup berperan sebagai orang dewasa, tetapi enggan jika disebut bahwa dia
masih kanak-kanak. Sikap mereka ingin seperti orang dewasa, mereka ingin diakui
keberadaannya. Cara mengekspresikan sikap mereka juga meniru orang dewasa,
dengan berusaha berkomunikasi layaknya orang dewasa. Namun belum begitu sempurna
karena masih ada kekurangan yang terlihat dari cara mengontrol emosi yang
kurang baik. Kontrol emosi yang kurang baik dapat menimbulkan ekspresi yang
kurang baik juga. Hal ini dapat merusak suasana di sekitarnya, khususnya yang
terjadi di Madrasah Aliyah Negeri Wates
1 Kulon Progo. Antisipasi yang sudah dilakukan oleh guru secara sederhana namun
terhadap pergaulan siswa di sekolah maupun luar sekolah serta masalah-masalah
yang dihadapi siswa kurang dapat terpantau. Mohamad Surya, (2003 : 2) Konseling
bertujuan membantu individu memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial
maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang.
Layanan
konseling individu dengan pendekatan client-centered
dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Negeri Wates 1 Kulon Progo Tahun
Pelajaran 2014/2015 menurut pengamatan penulis kurang berjalan dengan baik. Hal
ini disebabkan karena kurangnya minat siswa untuk mengikuti program bimbingan
dan konseling baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam mengatasi masalah
komunikasi interpersonal, siswa juga belum antusias dalam berpartisipasi untuk
melaksanakan konseling individu untuk pemecahan masalah pribadinya.
Dengan melihat fenomena yang telah
diuraikan, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana layanan konseling
individu dengan pendekatan client-centered
dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Negeri Wates 1 Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai
berikut :
1.
Adanya siswa yang mempunyai masalah dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
2.
Banyak siswa yang belum memahami pentingnya peran bimbingan konse -
ling
khususnya layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered di sekolah.
3.
Masih banyak siswa yang kurang minat dan belum antusias dalam bergaul
sehingga
komunikasinya kurang baik.
C. Pembatasan Masalah
Pembahasan penelitian ini terfokus pada
layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered untuk mengatasi masalah komunikasi interpersonal
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang
dikemukakan peneliti dalam penelitian ini
adalah
:
1. Bagaimana
layanan konseling individu dengan pendekatan client centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Faktor-faktor
apa yang menyebabkan masalah komunikasi interpersonal
siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai
berikut
:
1. Untuk
mengetahui bagaimana layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah
komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masalah komunikasi interpersonal
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat baik secara teoritis
maupun
praktis, adapun tujuannya adalah :
1.
Secara Teoritis
a. Penelitian
diharapkan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dalam mengatasi masalah
komunikasi interpersonal siswa.
b. Penelitian
diharapkan dapat menambah referensi kajian ilmu pengetahuan dalam bidang
layanan bimbingan dan konseling khususnya layanan konseling individu.
c. Penelitian
diharapkan menambah pengetahuan yang mendukung upaya dalam mengatasi masalah
komunikasi interpersonal siswa.
2.
Secara Praktis
a. Siswa
hendaknya lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang yang
dianggap bisa dipercaya.
b. Pembimbing
selalu meningkatkan mutu bimbingan secara efektif dan efisien dalam pemberian
bimbingan khususnya dalam mengatasi komunikasi interpersonal siswa.
c. Orang
tua dapat meningkatkan perhatian terhadap anaknya khususnya dalam hal
berkomunikasi. Kerja sama dengan guru BK dalam mengatasi masalah komunikasi
interpersonal anaknya juga perlu.
II. KAJIAN PUSTAKA DAN
PERTANYAAN PENELITIAN
A. Konseling Individu
Menurut
Prayitno (2004:288) konseling individu / perorangan adalah pelayanan khusus
dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien, dalam hubungan
itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya sedapat-dapatnya
dengan kekuatan klien sendiri. Sofyan S Willis (2010:159) konseling individu mempunyai
makna spesifik dalam arti pertemuan antara seorang konselor dengan
klien secara individual , dimana terjadi konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk
pengembangan pribadi klien serta klien
dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi. Akhmad Sudrajat (2011:33) konseling individu adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh
konselor kepada konseli yang sedang mengalami suatu masalah, yang bermuara pada
teratasinya suatu masalah yang dihadapi konseli.
Dari beberapa pengertian tersebut
dapat diperoleh pengertian bahwa konseling individu adalah proses pemberian
bantuan pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor
dengan klien, dimana terjadi konseling yang bernuansa rapport, dan konselor
berupaya mengentaskan masalah sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri.
B. Layanan Konseling
Individu dengan Pendekatan Client-Centered Sofyan Willis (2009 : 100), mengemukakan
bahwa client-centered
therapy sering
juga disebut psikoterapi non-directive adalah
suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara
konselor dengan klien, agar tercipta gambaran yang serasi dengan kenyataan
klien yang sebenarnya. Menurut Gerald Corey (2010 : 92), bahwa client-centered adalah suatu pendekatan
yang difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan
cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
Berdasarkan teori di atas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan
client-centered ialah
pendekatan yang berpusat pada klien yang bertujuan agar klien mampu memecahkan
masalahnya sendiri untuk mencapai kepribadian yang baik.
C. Komunikasi
Interpersonal
Wiryanto (2004 : 32) bahwa komuniksai
interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka
antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan
orang. Arni Muhammad (2007 : 159) bahwa komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya
atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui baliknya.
Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2007 : 81) komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal.
Berdasarkan uraian para ahli di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi dari seorang komunikator kepada komunikan secara tatap
muka untuk memperoleh makna dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi
perilaku komunikan yang melibatkan pengaruh dan umpan balik.
D. Kerangka Berpikir
Adapun
masih terdapat siswa kelas XI di MAN Wates 1 Kulon Progo tahun ajaran 2014/2015
yang memiliki masalah pada komunikasi interpersonal. Hal itu terlihat dari
komunikasi sehari-hari siswa, observasi peneliti dan wawancara pada lingkungan.
Selain teman sebangku, teman sekelas, lain kelas dan guru pembimbing juga
mengungkapakan adanya komunikasi interpersonal yang kurang baik pada siswa tersebut.
Dari hasil observasi peneliti dapat menarik garis besar bahwa siswa tersebut
bermasalah dalam komunikasi interpersonalnya. Pendekatan client centered di sekolah akan membantu siswa dalam mengatasi
masalah komunikasi interpersonal. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
lingkungan tersebut siswa memerlukan konseling melalui konseling individual
pendekatan client centered.
E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di
atas, maka dapat ditemukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tahap perencanaan layanan
konseling individu dengan pendekatan client-centered
dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana tahap pelaksanaan layanan
konseling individu dengan pendekatan client-centered
dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?
3. Bagaimana tahap evaluasi layanan
konseling individu dengan pendekatan client-centered
dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah
Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?
III. METODE PENELITIAN
Abu Ahmadi (2002 : 6) Pendekatan
penelitian adalah cara-cara atau langkah-langkah tertentu untuk mencapai
pengetahuan yang benar dan logis. Pendekatan penelitian diperlukan untuk
membawa peneliti sampai kepada pengetahuan yang benar mengenai hal yang
dipertanyakannya. Dalam penelitian
ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan alasan bahwa dalam penelitian
kualitatif adalah :
1. Metode
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda dan sampel
kecil.
2. Metode
kualitatif menyajikan secara langsung hakekat antara peneliti dengan responden.
3. Metode
kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan penajaman pengaruh
bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
madrasah dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana kegiatan bimbingan dan
konseling cukup memadai. Kepala madrasah telah melakukan koordinasi dengan
petugas bimbingan konseling dalam pemberian bimbingan dan konseling pada siswa.
Cara kepala madrasah melaksanakan supervisi bimbingan konseling yaitu dengan
mengadakan supervisi langsung, wawancara, laporan kegiatan saat brifing. Hasil
wawancara guru BK disimpulkan bahwa pencarian data mengenai siswa bermasalah
dalam komunikasi interpersonalnya dengan melakukan observasi pada tiap-tiap
kelas. Guru BK melakukan evaluasi dengan cara menanyakan hal-hal yang umum
seputar latar belakang keluarga kemudian melakukan penyaringan terhadap siswa
dengan cara menyuruh siswa untuk berbicara di depan kelas. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara dengan siswa yang bermasalah dalam komunikasi
interpersonalnya menunjukkan adanya respon yang positif. Hal ini ditunjukkan
adanya keterlibatan siswa yang baik dalam kegiatan wawancara sebagai proses
pengumpulan data. Siswa mampu memberikan respon yang positif sehingga kegiatan
tatap muka dapat berjalan dengan baik dan mendapat hasil yang baik pula.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa upaya mengatasi masalah komunikasi
interpersonal siswa dengan melakukan bimbingan secara tidak langsung dan
berangsur-angsur. Sedangkan faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah
komunikasi interpersonal siswa salah satunya faktor pola asuh orang tua.
B. Saran
Siswa
lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang lain. Pembimbing
selalu meningkatkan mutu bimbingan secara efektif dan efisien. Orang tua lebih
meningkatkan perhatian terhadap anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu
Ahmadi. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung : Pustaka Setia
Arni
Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi.
Jakarta : Bumi Aksara
Deddy
Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Gerald
Cerey. 2010. Teori Dan Praktek :
Konseling & Psikoterapi. Bandung :
Refika Aditama
Jalaluddin
Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Mohamad
Surya. 2003. Psikologi Konseling.
Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Prayitno
dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta
: Rineka Cipta
Sofyan
Willis. 2009. Konseling Individual.
Bandung : Alfabeta
____________2010.
Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta
Wiryanto.
2004. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Jakarta : PT Grasindo
Sabtu, 28 Maret 2015
IKIP PGRI Wates Kawulo Agunging Pangestu: IKIP PGRI Wates Kawulo Agunging Pangestu: VIDEO KO...
IKIP PGRI Wates Kawulo Agunging Pangestu: IKIP PGRI Wates Kawulo Agunging Pangestu: VIDEO KO...: VIDEO KOCAK MAHASISWA IKIP PGRI WATES KULON PROGO
Langganan:
Postingan (Atom)