Kamis, 30 Juli 2015

jurnal-ku



LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN
CLIENT-CENTERED DALAM MENGATASI MASALAH
KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS XI
MADRASAH ALIYAH NEGERI WATES 1
TAHUN 2014/2015

JURNAL

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
Wates Yogyakarta untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh
gelar sarjana pendidikan



Oleh :
MEGA HANIF FATEAH
NIM                   : 11012027
Program Studi  : Bimbingan dan Konseling
Jurusan             : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
WATES YOGYAKARTA
2015


LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN
CLIENT-CENTERED DALAM MENGATASI MASALAH
KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS XI
MADRASAH ALIYAH NEGERI WATES 1
TAHUN 2014/2015

Oleh : Mega Hanif Fateah
Pembimbing : 1) Sunarsih, 2) Wahyu Murti Utami
Program Studi Bimbingan dan Konseling

ABSTRAK

            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun 2014/2015.
            Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered. Adapun subyek wawancara adalah Kepala Madrasah, Petugas BK, dan siswa (klien). Analisa data menggunakaan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Sejumlah data yang diperoleh dilakukan pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
            Dari hasil pelaksanaan penelitian disimpulkan bahwa dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negerti Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 berupa kurangnya komunikasi dan terlalu berlebihan dalam komunikasinya dapat menggunakan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered. Tahapan konseling individu pendekatan client-centered adalah perencanaan layanan konseling individu untuk mengetahui permasalahan pribadi siswa, pelaksanaan layanan konseling individu untuk menggali potensi siswa agar dapat menyelesaikan permasalah pribadinya, dan evaluasi layanan konseling individu untuk mengetahui adanya perubahan perilaku siswa. Dengan tahapan konseling individu pendekatan client-centered tersebut dapat mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 tahun pelajaran 2014/2015 dengan adanya perubahan perilaku dan sikap menjadi lebih matang dan baik dalam berkomunikasi secara interpersonal. Disarankan bagi siswa hendaknya lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang yang dianggap bisa dipercaya, agar dapat mengurangi kesulitan dalam berkomunikasi. Bahkan mampu memotivasi diri dalam bergaul dengan baik. Disarankan adanya peningkatan kerja sama dengan guru BK dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal anaknya.

Kata Kunci : Konseling, Individu, Client-Centered, Komunikasi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
       Jalaluddin Rakhmat (2005 : 1) Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan. Berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah manusia berkomunikasi secara drastis. Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Berdasarkan hasil observasi awal dijumpai siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/2015 yang kurang pandai dalam hal mengontrol emosi. Memang demikian adanya, bahwa mereka berada di masa pubertas. Remaja belum sanggup berperan sebagai orang dewasa, tetapi enggan jika disebut bahwa dia masih kanak-kanak. Sikap mereka ingin seperti orang dewasa, mereka ingin diakui keberadaannya. Cara mengekspresikan sikap mereka juga meniru orang dewasa, dengan berusaha berkomunikasi layaknya orang dewasa. Namun belum begitu sempurna karena masih ada kekurangan yang terlihat dari cara mengontrol emosi yang kurang baik. Kontrol emosi yang kurang baik dapat menimbulkan ekspresi yang kurang baik juga. Hal ini dapat merusak suasana di sekitarnya, khususnya yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri  Wates 1 Kulon Progo. Antisipasi yang sudah dilakukan oleh guru secara sederhana namun terhadap pergaulan siswa di sekolah maupun luar sekolah serta masalah-masalah yang dihadapi siswa kurang dapat terpantau. Mohamad Surya, (2003 : 2) Konseling bertujuan membantu individu memecahkan masalah-masalah pribadi, baik sosial maupun emosional, yang dialami saat sekarang dan yang akan datang.

Layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri  Wates 1 Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/2015 menurut pengamatan penulis kurang berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa untuk mengikuti program bimbingan dan konseling baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal, siswa juga belum antusias dalam berpartisipasi untuk melaksanakan konseling individu untuk pemecahan masalah pribadinya.
       Dengan melihat fenomena yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
            Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Adanya siswa yang mempunyai masalah dalam berkomunikasi dengan orang
lain.
2. Banyak siswa yang belum memahami pentingnya peran bimbingan konse -
ling khususnya layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered di sekolah.
3. Masih banyak siswa yang kurang minat dan belum antusias dalam bergaul
sehingga komunikasinya kurang baik.
C. Pembatasan Masalah
       Pembahasan penelitian ini terfokus pada layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered untuk mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Perumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang dikemukakan peneliti dalam penelitian ini
adalah :
1.      Bagaimana layanan konseling individu dengan pendekatan client centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015?
2.      Faktor-faktor apa yang menyebabkan masalah komunikasi interpersonal
siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
            Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1.      Untuk mengetahui bagaimana layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Tahun Pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
       Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis, adapun tujuannya adalah :
1. Secara Teoritis
a.       Penelitian diharapkan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa.
b.      Penelitian diharapkan dapat menambah referensi kajian ilmu pengetahuan dalam bidang layanan bimbingan dan konseling khususnya layanan konseling individu.
c.       Penelitian diharapkan menambah pengetahuan yang mendukung upaya dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa.
2. Secara Praktis
a.       Siswa hendaknya lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang yang dianggap bisa dipercaya.
b.      Pembimbing selalu meningkatkan mutu bimbingan secara efektif dan efisien dalam pemberian bimbingan khususnya dalam mengatasi komunikasi interpersonal siswa.
c.       Orang tua dapat meningkatkan perhatian terhadap anaknya khususnya dalam hal berkomunikasi. Kerja sama dengan guru BK dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal anaknya juga perlu.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Konseling Individu
          Menurut Prayitno (2004:288) konseling individu / perorangan adalah pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien, dalam hubungan itu masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. Sofyan S Willis (2010:159) konseling individu mempunyai makna spesifik dalam arti pertemuan antara seorang konselor dengan klien secara individual , dimana terjadi konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk pengembangan pribadi klien serta klien dapat mengantisipasi masalah-masalah yang dihadapi. Akhmad Sudrajat (2011:33) konseling individu adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada konseli yang sedang mengalami suatu masalah, yang bermuara pada teratasinya suatu masalah yang dihadapi konseli.
          Dari beberapa pengertian tersebut dapat diperoleh pengertian bahwa konseling individu adalah proses pemberian bantuan pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien, dimana terjadi konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya mengentaskan masalah sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri.
B. Layanan Konseling Individu dengan Pendekatan Client-Centered   Sofyan Willis (2009 : 100), mengemukakan bahwa client-centered
therapy sering juga disebut psikoterapi non-directive adalah suatu metode perawatan psikis yang dilakukan dengan cara berdialog antara konselor dengan klien, agar tercipta gambaran yang serasi dengan kenyataan klien yang sebenarnya. Menurut Gerald Corey (2010 : 92), bahwa client-centered adalah suatu pendekatan yang difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh.
          Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
client-centered ialah pendekatan yang berpusat pada klien yang bertujuan agar klien mampu memecahkan masalahnya sendiri untuk mencapai kepribadian yang baik.
C. Komunikasi Interpersonal
          Wiryanto (2004 : 32) bahwa komuniksai interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Arni Muhammad (2007 : 159) bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui baliknya. Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2007 : 81) komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.
          Berdasarkan uraian para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi dari seorang komunikator kepada komunikan secara tatap muka untuk memperoleh makna dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku komunikan yang melibatkan pengaruh dan umpan balik.
D. Kerangka Berpikir
     Adapun masih terdapat siswa kelas XI di MAN Wates 1 Kulon Progo tahun ajaran 2014/2015 yang memiliki masalah pada komunikasi interpersonal. Hal itu terlihat dari komunikasi sehari-hari siswa, observasi peneliti dan wawancara pada lingkungan. Selain teman sebangku, teman sekelas, lain kelas dan guru pembimbing juga mengungkapakan adanya komunikasi interpersonal yang kurang baik pada siswa tersebut. Dari hasil observasi peneliti dapat menarik garis besar bahwa siswa tersebut bermasalah dalam komunikasi interpersonalnya. Pendekatan client centered di sekolah akan membantu siswa dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan tersebut siswa memerlukan konseling melalui konseling individual pendekatan client centered.
E. Pertanyaan Penelitian
     Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat ditemukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.      Bagaimana tahap perencanaan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?
2.      Bagaimana tahap pelaksanaan layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?
3.      Bagaimana tahap evaluasi layanan konseling individu dengan pendekatan client-centered dalam mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Wates 1 Kulon Progo tahun pelajaran 2014/2015?

III. METODE PENELITIAN
     Abu Ahmadi (2002 : 6) Pendekatan penelitian adalah cara-cara atau langkah-langkah tertentu untuk mencapai pengetahuan yang benar dan logis.  Pendekatan penelitian diperlukan untuk membawa peneliti sampai kepada pengetahuan yang benar mengenai hal yang dipertanyakannya. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan alasan bahwa dalam penelitian kualitatif adalah :
1.      Metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda dan sampel kecil.
2.      Metode kualitatif menyajikan secara langsung hakekat antara peneliti dengan responden.
3.      Metode kualitatif lebih peka dan dapat menyesuaikan diri dengan penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
     Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana kegiatan bimbingan dan konseling cukup memadai. Kepala madrasah telah melakukan koordinasi dengan petugas bimbingan konseling dalam pemberian bimbingan dan konseling pada siswa. Cara kepala madrasah melaksanakan supervisi bimbingan konseling yaitu dengan mengadakan supervisi langsung, wawancara, laporan kegiatan saat brifing. Hasil wawancara guru BK disimpulkan bahwa pencarian data mengenai siswa bermasalah dalam komunikasi interpersonalnya dengan melakukan observasi pada tiap-tiap kelas. Guru BK melakukan evaluasi dengan cara menanyakan hal-hal yang umum seputar latar belakang keluarga kemudian melakukan penyaringan terhadap siswa dengan cara menyuruh siswa untuk berbicara di depan kelas. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa yang bermasalah dalam komunikasi interpersonalnya menunjukkan adanya respon yang positif. Hal ini ditunjukkan adanya keterlibatan siswa yang baik dalam kegiatan wawancara sebagai proses pengumpulan data. Siswa mampu memberikan respon yang positif sehingga kegiatan tatap muka dapat berjalan dengan baik dan mendapat hasil yang baik pula.


V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa upaya mengatasi masalah komunikasi interpersonal siswa dengan melakukan bimbingan secara tidak langsung dan berangsur-angsur. Sedangkan faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah komunikasi interpersonal siswa salah satunya faktor pola asuh orang tua.
B. Saran
Siswa lebih memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada orang lain. Pembimbing selalu meningkatkan mutu bimbingan secara efektif dan efisien. Orang tua lebih meningkatkan perhatian terhadap anaknya.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia
Arni Muhammad. 2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Gerald Cerey. 2010. Teori Dan Praktek : Konseling & Psikoterapi. Bandung :
            Refika Aditama
Jalaluddin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja    Rosdakarya
Mohamad Surya. 2003. Psikologi Konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta
            : Rineka Cipta
Sofyan Willis. 2009. Konseling Individual. Bandung : Alfabeta
____________2010. Konseling Keluarga. Bandung : Alfabeta
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo